page

Monday, January 17, 2011

Wajib Penuhi Seruan Allah dan RasulNya


Semua orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian wajib meyakini bahawa syariat Islam diturunkan oleh Allah ta’ala untuk kebaikan dan kebahagiaan hidup Manusia. Kerana Allah ta’ala mensyariatkan agama-Nya dengan ilmu-Nya yang maha tinggi dan hikmah-Nya yang maha sempurna, maka jadilah syariat Islam satu-satunya pedoman hidup yang boleh mendatangkan kebahagiaan hakiki bagi semua orang yang menjalankannya dengan baik.


Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ

“Wahai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul-Nya yang mengajak kamu kepada suatu yang memberi (kemaslahatan/kebaikan) hidup bagimu.” (Qs. al-Anfaal: 24). (Lihat “Tafsir Ibnu Katsir”, 4/34)

Imam Ibnul Qayyim -semoga Allah ta’ala merahmatinya- berkata: “(Ayat ini menunjukkan) bahwa kehidupan yang bermanfaat hanyalah akan diperolehi dengan memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka barangsiapa yang tidak memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya maka dia tidak akan merasakan kehidupan (yang baik). Meskipun dia memiliki kehidupan (seperti) haiwan, yang juga dimiliki oleh binatang yang paling hina (sekalipun). Maka kehidupan baik yang hakiki adalah kehidupan seorang yang memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya secara zahir mahupun batin.” (Kitab al-Fawa-id, hal. 121- cet. Muassasatu Ummil Qura’)

Semakna dengan ayat di atas Allah ta’ala berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik lelaki  mahupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. an-Nahl: 97)

Para ulama salaf menafsirkan makna “kehidupan yang baik (di dunia)” dalam ayat di atas dengan “kebahagiaan hidup” atau “rezeki yang halal” dan kebaikan-kebaikan lainnya. (Lihat “Tafsir Ibnu Katsir”, 2/772)


Oleh itu, ayuhlah semua umat Islam..kita menyahut seruan ini demi mencapai matlamat penciptaan kita di muka bumi ini seperti mana firman Allah:




Firman Allah: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah dialah Maha pemberi rezeki yang mempunyai ukekuatan lagi sangat kukuh”.AzZariyat: 56-58)

Inilah matlamat penciptaan kita semua iaitu pengabdian yang sempurna kepada Allah dan Allah menjamin rezeki kepada semua hidupan dan semua makhluk..



Allah adalah pemberi rezeki yang sebenarnya. Oleh sebab itu juga seruan Allah di dalam sebuah hadith qudsi: “Wahai anak Adam, janganlah takut kepada mana-mana kuasa selagi kuasa Ku masih ada, apatah lagi kuasa Ku kekal dan tidak akan hilang selama-lamanya. Wahai anak Adam, janganlah kamu takut kehilangan punca rezeki selagi khazanah Ku masih penuh, apatah lagi khazanahKu tetap penuh dan tidak akan habis selama-lamanya”.

Berdoalah kepada Allah supaya mengurniakan kepada kita sifat ikhlas dalam kata-kata dan amal, mengurniakan rezeki yang halal dan berkat kepada kita dan menjauhkan kita dari sumber yang haram sepertimana kita jauh dari timur dan barat.

Selawat dan salam ke atas junjungan nabi kita Muhammad saw.


No comments:

Post a Comment